Ekonomi Lesu Tapi Makroekonomi Terjaga

, , No Comments

Bank Indonesia menyatakan, meski kondisi ekonomi Indonesia tengah lesu, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Tanah Air tetap terjaga. Lalu meski nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini mengalami tekanan sejalan dengan mata uang dunia lainnya, namun dengan fluktuasi yang tetap terkendali.

Inflasi, menurut Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, diperkirakan semakin terkendali dan berada dalam kisaran sasarannya, sebesar seperempat persen pada 2015.Demikian Agus Martowardojo kepada wartawan usai rapat kordinasi dengan beberapa kementerian ekonomi, seperti Kemeterian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Di tengah berbagai tantangan dinami eksternal dan internal tersebut, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan menurun dan berada pada tingkat yang lebih sehat," ujar Agus Martowardojo di Bank Indonesia, Selasa (4/8/2015) seperti  pada VIVA. Sementara itu, tambahnya, stabilitas sistem keuangan akan tetap solid, ditopang oleh kuatnya ketahanan sistem perbankan dan terjaganya kinerja pasar keuangan.


"Terjaganya kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan tidak terlepas dari pengelolaan kebijakan makroekonomi yang ditempuh secara hati-hati dan konsisten, antara pemerintah dan BI," katanya. Meski begitu, Bank Indonesia dan pemerintah tetap mewaspadai risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi domestik. Karena, yang perlu direspons secara tepat dan terukur, di tengah masih lambatnya dan belum berimbangnya pemulihan ekonomi global.

"Bank Indonesia telah menempuh berbagai langkah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap konsisten mengupayakan terjaganya stabilitas perekonomian. Pertama, menempuh kebijakan moneter yang tetap prudent dan konsisten, di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global," kata Agus Martowardojo.

Kedua, lanjutnya, dalam menghadapi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan makro prudensial yang akomodatif guna memberikan stimulus kredit dan menjaga momentum pertumbuhan. "Lalu yang ketiga, yaitu mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk upaya melanjutkan pendalaman pasar keuangan dan meningkatkan efisensi sistem pembayaran," katanya.

Dengan begitu, Agus Martowardojo berharap, koordinasi kebijakan BI dan pemerintah akan terus diperkuat guna meningkatkan kembali keyakinan terhadap prospek ekonomi Indonesia.

"BI dan Pemerintah berkomitmen untuk menempuh bauran kebijakan makroekonomi nasional, sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Implementasi bauran kebijakan tersebut akan dilakukan secara konsisten, sinergis, dan tepat waktu," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment

Sumbangkan artikel Anda ke sahabat.bicara131@gmail.com