Marlison menjelaskan, ukuran pertumbuhan survei sektor usaha di Jateng itu dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban “meningkat” dan yang memberikan jawaban “menurun” dikalikan dengan bobot sektor atau subsektor. “Meskipun kegiatan usaha tumbuh meningkat, kapasitas produksi pada triwulan tiga 2015 relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya,” tambah Marlison seperti pada Tempo.
Menurut dia, pertumbuhan kegiatan usaha ini terjadi pada seluruh sektor ekonomi, termasuk tiga sektor ekonomi utama di provinsi Jawa Tengah, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan kondisi likuiditas dan kondisi rentabilitas perusahaan masih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.
Selain mengukur pertumbuhan sektor usaha, Bank Indonesia perwakilan Jateng juga melihat akses perbankan, yang sebelumnya mengalami hambatan dan berdampak pada kegiatan investasi pada triwulan dua tahun 2015. Hambatan itu sebesar 4,80 persen atau lebih rendah daripada triwulan sebelumnya sebesar 10,08 persen. Hal ini menimbulkan efek penggunaan tenaga kerja mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment
Sumbangkan artikel Anda ke sahabat.bicara131@gmail.com