Pemulihan ekonomi negara-negara di hampir seluruh belahan
dunia (global) berlangsung dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan harapan,
dan tidak merata. Dinamika eksternal ini pun diperberat dengan terus menurunnya
harga komoditas. Alhasil, dampaknya terhadap Indonesia adalah perlambatan
pertumbuhan ekonomi.
Data Bank Indonesia menunjukkan, terjadi kecenderungan
pertumbuhan ekonomi yang melambat dalam beberapa tahun terakhir. Namun pada
triwulan I 2015 tercatat pertumbuhan ekonomi 4,7 persen (di bawah target 5,8
persen).
Perekonomian domestik juga menghadapi sejumlah permasalahan
struktural di sektor riil. Menghadapi kondisi tersebut, salah satu upaya yang
tepat untuk memperkuat struktur ekonomi sekaligus menjadi pendorong pertumbuhan
yang lebih inklusif adalah mengembangkan ekonomi berbasis maritim.
Potensi Maritim
Indonesia memiliki potensi maritim yang sangat besar untuk
dijadikan pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inklusif.
Estimasi nilai ekonomi keseluruhan sektor maritim diperkirakan dapat lebih
besar dari pendapatan kotor (PDB) Indonesia saat ini.
Potensi itu tercermin
pada wilayah laut Nusantara yang sangat luas, yakni mencapai 5,9 juta km2,
panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau 17.504 pulau dengan keunggulan
geo-fisik, geo-ekonomi, geo-politik, dan geo-kultural.
Namun, pemanfaatan potensi tersebut masih relatif terbatas
sehingga belum menjadi sumber pendapatan yang optimal bagi masyarakat.
Ditunjukkan oleh ekspor ikan dan hasil laut yang masih rendah dan industri
berbasis maritim yang belum optimal.
Selain itu, laut malah sering dipandang sebagai pemisah
antar pulau. Padahal pengembangan ekonomi berbasis maritim tidak hanya akan
berdampak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Peningkatan konektivitas, misalnya, selain
mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa yang positif bagi pertumbuhan
ekonomi juga akan mendukung terjaganya stabilitas harga. Hal ini akan
mengurangi ketimpangan ekonomi antardaerah dengan manfaat utama diperoleh
Kawasan Timur Indonesia.
Pengembangan ekonomi berbasis maritim memerlukan strategi
yang komprehensif dan terfokus. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan
meningkatkan daya saing, memperkuat daya dukung (enabler) dan meningkatkan
kesejahteraan. Maka diperlukan sinergi kebijakan untuk mempercepat pengembangan
ekonomi berbasis maritim, sehingga perekonomian dapat terus tumbuh secara
berkelanjutan dan inklusif.
Koordinasi
Pembahasan terhadap strategi pengembangan maritim ini
dilakukan dalam sebuah rapat koordinasi, yang dilaksanakan pada Senin (25 Mei
2015) di Ambon, Maluku. Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, dalam kegiatan itu melakukan koordinasi kebijakan, yakni
mendorong pengembangan ekonomi berbasis maritim.
Rapat tersebut memadukan visi kemaritiman yang terurai dalam
langkah-langkah konkrit kebijakan yang saling mendukung (sinergi) sehingga
diharapkan akan mempercepat kebangkitan ekonomi maritim Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W.
Martowardojo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman D. Indroyono Soesilo,
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Dirjen
Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sudirman Saad, Gubernur Provinsi Maluku Said Assagaff, Wakil Gubernur Maluku
Utara Muhammad Natsir Thaib, Sekretaris Daerah Papua Hery Dosinaen, dan
Sekretaris Daerah Papua Barat Nataniel D. Mandacan.
Pada hari sebelumnya, Minggu, 24 Mei 2015, di tempat yang
sama, Dewan Gubernur Bank Indonesia menggelar pertemuan internal dengan para
Kepala Departemen terkait dan Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia
di wilayah timur guna membahas isu-isu di bidang kemaritiman dan keuangan di
berbagai daerah. Ini menunjukkan bahwa masing-masing pihak telah memiliki
kesiapan untuk mempercepat implementasinya dalam mewujudkan ekonomi berbasis
maritim.
Rapat koordinasi ini juga menindaklanjuti salah satu butir
kesepakatan rapat koordinasi serupa yang dilaksanakan pada 11 Agustus 2014 di
Manado, khususnya mengenai pentingnya upaya percepatan pembangunan ekonomi
melalui pembangunan berwawasan maritim. Hasil rapat koordinasi menyepakati
sejumlah komitmen penting untuk mempercepat kebangkitan ekonomi maritim
Indonesia melalui kebijakan-kebijakan yang konsisten serta bersinergi dengan
implementasi yang tepat waktu dan terukur.
Fokus pembangunan maritim pun diarahkan pada empat hal,
yaitu penguatan kedaulatan maritim, pengelolaan sumberdaya alam secara mandiri
dan berkelanjutan, pengembangan infrastruktur secara mandiri dan terpadu, serta
Pengembangan SDM, Iptek dan budaya maritim. Pembahasan terhadap strategi
pengembangan maritim dalam rapat koordinasi ini menunjukkan bahwa masing-masing
pihak telah memiliki kesiapan untuk mempercepat implementasinya dalam
mewujudkan ekonomi berbasis maritim.
Kesepakatan Rapat
Dengan modal potensi maritim yang luar biasa, diharapkan
persentase pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat didorong ke angka yang lebih
tinggi, serta memperluas keuangan inklusif. Demikian sekelumit pokok pembahasan
dalam rapat koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta Bank
Indonesia dalam melakukan koordinasi kebijakan dalam mendorong pengembangan
ekonomi berbasis maritim pada 25 Mei 2015 di Ambon, Maluku.
Secara konkrit, hasil rapat koordinasi tersebut menyepakati
sejumlah komitmen penting untuk mempercepat kebangkitan ekonomi maritim
Indonesia melalui kebijakan-kebijakan yang konsisten. Juga bersinergi dengan
implementasi yang tepat waktu dan terukur.
Beberapa komitmen yang disepakati, antara lain adalah
memperkuat roadmap pengembangan maritim yang terintegrasi, sejalan dengan lima
keunggulan komparatif pembangunan kemaritiman di Indonesia (marine
biodiversity, posisi geotektonik, wawasan nusantara dan kewilayahan, arus
lintas indonesia, dan jalur pelayaran internasional (international sea lanes).
Roadmap itu pun tak lupa dibarengi dengan penguatan langkah-langkah monitoring
dan koordinasi pengembangan ekonomi berbasis maritim.
Finansial
Selanjutnya, komitmen memperkuat upaya untuk mendorong
pembiayaan, bank dan nonbank, ke sektor maritim. Antara lain melakukan
pembinaan klaster usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berbasis maritim dan
mengembangkan berbagai model pembiayaan usaha. Termasuk mengkaji pola hubungan
antara usaha besar dan UMKM, yang saling menguntungkan.
Dalam hal akses keuangan, rapat koordinasi bersepakat
mendorong pendalaman pasar keuangan, guna memperkuat peran pembiayaan nonbank.
Hal ini penting dalam memperkuat ketahanan dan meningkatkan kapasitas
perekonomian nasional untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif dan berkesinambungan.
Optimalisasi
Kebijakan
Komitmen berikutnya yakni mempercepat optimalisasi
kebijakan-kebijakan dalam jangka pendek, dengan kondisi yang ada. Antara lain
memitigasi dampak jangka pendek dari kebijakan-kebijakan di bidang perikanan.
Dalam hal peningkatan produktivitas ekonomi kelautan dan
perikanan, semua pihak sepakat memberantas Illegal, Unreported, and Unregulated
(IUU) Fishing, memperbaiki iklim usaha agar kondusif, dan inovasi IPTEK.
Mengenai konektivitas, secara makro, rapat koordinasi
bersepakat mempercepat pembangunan infrastruktur poros maritim serta
mengembangkan industri perkapalan dan pelayaran nasional.
Pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim akan
menjadi prioritas diantaranya dengan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam
(deep seaport), dan logistik serta menjamin ketersediaan listrik di
daerah-daerah perbatasan. Namun dalam lingkup lebih mikro, seluruh pihak
sepakat menyediaan kapal untuk memperkuat kelancaran pasokan di wilayah kawasan
timur Indonesia, khususnya menjelang lebaran.
Dalam mendukung implementasi berbagai kebijakan pengembangan
ekonomi berbasis maritim, rapat koordinasi sepakat memperkuat peran serta
pemerintah daerah secara sinergis. Para peserta rapat juga sepakat bahwa
kedepan akan terus memperkuat koordinasi dalam memastikan efektivitas dari
berbagai kebijakan sesuai kewenangannya masing-masing untuk mewujudkan
perekonomian Indonesia berbasis maritim.
0 comments:
Post a Comment
Sumbangkan artikel Anda ke sahabat.bicara131@gmail.com