Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan berdasarkan pantauan Bank Indonesia atas pelemahan pasar modal Cina sejak tiga minggu lalu, pemicu anjloknya pasar saham negara Tirai Bambu itu ialah lantaran diturunkannya suku bunga mereka, oleh bank sentral Cina menjadi 5,1 persen dan direspon negatif oleh para pelaku pasar.
Sehingga jika pemerintah Cina tidak merespon dengan cepat, risiko pelambatan ekonomi Cina berpeluang berlanjut. Dengan perlambatan ekonomi Cina, maka Indonesia pun akan terkena imbasnya. Pasalnya, menurut Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, berdasarkan studi Bank Indonesia, setiap 1 persen pelemahan ekomomi China akan memberi dampak pelemahan 0,4-0,6 persen terhadap perekonomian Indonesia.
"Kami waspadai ini. Ekonomi Cina sangat dekat dengan ekonomi Indonesia. Kita mesti waspadai kalau ada perlambatan ekonomi di Cina," ujar Agus Martowardojo kepada wartawan, Rabu (8/7) malam.
Sehingga pada hakikatnya, Bank Indonesia memberikan sinyal waspada terhadap fenomena anjloknya bursa saham Cina pada perdagangan pekan ini. Cina mengalami koreksi tajam bursa sahamnya, hingga 30 persen.
Agus Martowardojo juga menyoroti tajam mengenai pergerakan pertumbuhan ekonomi negara tersebut, yang melambat dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Cina itu turun, seiring dengan menurunnya harga komoditas global. Namun dia menilai pertumbuhan pasar modal Cina juga sangat pesat dan mengagumkan. Karena anjloknya harga saham tersebut belum seberapa dibandingkan dengan tingginya pertumbuhan pasar modal Cina.
0 comments:
Post a Comment
Sumbangkan artikel Anda ke sahabat.bicara131@gmail.com