Dalam hal ini Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) merapatkan barisan, mencari solusi yang baik dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dalam kesempatan seminar sehari bersama di Semarang, Jawa Tengah, Ketua ISEI Semarang, M. Nasir yang juga menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek) mengatakan target Indonesia saat ini, salah satunya adalah keluar dari middle income trap pada tahun 2020.
Beberapa hal yang dibutuhkan agar target tersebut tercapai, menurut M. Nasir adalah meningkatkan infrastruktur, belanja pemerintah, dan terutama meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan serta inovasi.
Sementara menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir Dalam ketidakpastian perekonomian global saat ini, kinerja Indonesia masih terbilang cukup kuat, dilihat dari capaian pertumbuhan ekonomi dan perkembangan nilai tukar yang masih lebih baik dibandingkan negara lain seperti Brazil, Malaysia, dan Turki.
Hal tersebutlah yang memperkokoh keyakinan bahwa Indonesia bisa terus bertahan mengarungi badai ekonomi. Karena walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, namun secara global ekonomi Indonesia berada pada urutan 5 terbesar pertumbuhan di dunia. Apalagi perlambatan ekonomi tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga pada banyak Negara lainnya.
Walaupun begitu, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US$ tak dipungkiri memberikan dampak signifikan terhadap industri Jawa Tengah yang memiliki karakteristik import content tinggi.
Dari sektor wilayah, Kepala Kantor OJK Regional 4 Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Y. Santoso Wibowo mengatakan untuk mendorong perekonomian daerah di tengah kecamuk perekonomian yang penuh ketidakpastian ini, butuh peran perbankan yang menyuguhkan solusi tepat guna, sperti penyaluran kredit, perkembangan kredit UMKM, dan rencana revitalisasi Bank Pambangunan Daerah (BPD).
0 comments:
Post a Comment
Sumbangkan artikel Anda ke sahabat.bicara131@gmail.com